Saturday 15 September 2007

My Proyek Akhir

ANALISIS IMPLEMENTASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
PADA PROGRAM KEAHLIAN USAHA JASA PARIWISATA
SMK NEGERI 4 MAKASSAR[1]
Mustafa[2] , Surya Fajar Budiman, M.M Par[3]

ABSTRACT
This research is analyzing the implementation of competency based training at tours and travel department SMK 4 Makassar with the three component standards of implementation of competency based training (competency standards, assessments and strategy and learning materials) and also the driven and restraining factors. This research is using descriptive qualitative method with questionnaire, interview, observation and documentation techniques in collecting data. The result will give a big picture of the implementation and show how the implementation of competency based training at tours and travel department SMK 4 Makassar is.
Key words: competency, competency standard, competency based training, competency based assessment, learning materials.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rancangan sistem pendidikan dan pelatihan haruslah didasarkan pada pemahaman yang benar tentang jenis dan tingkat pendidikan dalam kompleksitas yang kian meningkat sehingga program-program pembelajaran dalam berbagai tempat dan situasi senantiasa menunjukkan keterkaitan dan kesepadanan (link and match). Dalam kerangka inilah, dibutuhkan implementasi pelatihan berbasis kompetensi yang dikenal dengan Competency Based Training (CBT). Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah sebuah konsep yang relatif masih baru, namun istilah ini sekarang telah tertanam kuat dibenak hampir semua pihak terkait di bidang pendidikan khususnya di bidang kejuruan, seiring dengan diadakannya penguatan pada pelaksanaan kurikulum edisi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya analisis terhadap implementasi pelatihan berbasis kompetensi yang telah dilaksanakan selama ini. Olehnya itu dalam penulisan tugas akhir ini akan diungkapkan mengenai “Analisis Implementasi Pelatihan Berbasis Kompetensi pada Program Keahlian Usaha Jasa Pariwisata SMK Negeri 4 Makassar”.
Berdasarkan latar belakang diatas, diidentifikasi beberapa masalah dalam penulisan proyek akhir ini, yaitu; kurangnya perencanaan pelatihan berbasis kompetensi, belum diketahuinya implementasi pelatihan berbasis kompetensi, masih rendahnya kepedulian pendidik pada pelatihan berbasis kompetensi, belum tepatnya pola penilaian pada pelatihan berbasis kompetensi, dan belum diketahuinya dampak pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata SMK Negeri 4 Makassar. Hal inilah yang menjadikan alasan untuk lebih jauh mengetahui permasalahan pelatihan berbasis kompetensi di SMK Negeri 4 Makassar. Penulisan tugas akhir ini dibatasi pada “belum diketahuinya implementasi pelatihan berbasis kompetensi”.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, adalah; (1) mengetahui implementasi pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata (UJP) SMK Negeri 4 Makassar, (2) memahami pemenuhan komponen pokok dasar pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata (UJP) SMK Negeri 4 Makassar, (3) mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata (UJP) SMK Negeri 4 Makassar.

LANDASAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Konsep Kompetensi
Kata “kompetensi” ditinjau dari perspektif epistimologi berasal dari kata “kompeten” atau mampu. Kata mampu di sini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Tinjauan lebih luas mengenai makna kata kompetensi terkait dengan terminologi ketenagakerjaan, adalah “suatu kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan”(Depdiknas, 2003a:3), ditegaskan pula bahwa “konsep kompetensi difokuskan pada apa yang diharapkan dari seorang pekerja di tempat kerja dan bukan dalam proses belajar, semua aspek pelaksanaan pekerjaan dan yang termasuk di dalamnya bukan hanya tugas kecil dalam arti sempit”. (Thomson, 2004: 4)

Pengertian Competency Based Training
Pelatihan berbasis kompetensi (competency based training) adalah pelatihan kejuruan yang penekanan utamanya terletak pada apa yang dapat dilakukan seseorang di tempat kerja sebagai hasil dari pelatihan (hasilnya), dan karena itu mencerminkan sebuah pergeseran yang semakin jauh dari penekanan pada proses yang terlibat dalam pelatihan (masukan). Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan menurut standar industri tertentu, dan bukan keberhasilan seseorang dibandingkan dengan yang lain dalam sebuah kelompok (Harris, 2004:3)

Komponen Pelatihan Berbasis Kompetensi
Dalam mengimplementasikan pelatihan berbasis kompetensi, ada 4 komponen yang harus diperhatikan, yaitu; (1) standar kompetensi, (2) penilaian, (3) strategi dan materi pembelajaran, (4) kerangka kalifikasi kerja (BNSP, 2006a:27). Dari keempat komponen tersebut, keberhasilan implementasi pelatihan berbasis kompetensi dipengaruhi oleh 3 hal pokok, yaitu; (1) kualitas standar kompetensi, (2) kualitas sistim penilaian dan (3) kualitas strategi dan materi pembelajaran yang dilaksanakan (BNSP, 2006a:33)

Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan spesifikasi pelaksanaan yang diharapkan dalam pekerjaan (Thomson, 2004:5). Ini berarti standar kompetensi suatu bidang keahlian distrukturkan dengan bentuk bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
Standar kompetensi adalah pernyataan-pernyataan yang disusun dengan cermat untuk menjabarkan (dalam bentuk hasil) pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk fungsi atau peran kunci di tempat kerja (Thomson, 2004:23)

Penilaian Pelatihan Berbasis Kompetensi
Penilaian adalah proses penentuan nilai hasil pengukuran dibandingkan dengan acuan atau standar tertentu. Sedangkan pengukuran adalah proses kuantifikasi atau pengumpulan bukti-bukti suatu gejala atau obyek menurut aturan tertentu yang dapat dilakukan baik dengan cara tes maupun dengan cara nontes (Depdiknas, 2004:5). Australian National Training Authority (ANTA) mendefinisikannya sebagai, “to determine whether a person is competent they must be assessed against a set of criteria” (ANTA, 2000:16).

Strategi dan Materi Pembelajaran
Menurut Harris (2004:23) “pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi harus mengubah tatacara pengaturan yang biasa”. Hal-hal tersebut meliputi: akses masuk dan keluar, kemajuan yang diraih oleh peserta pelatihan, kepegawaian, catatan-catatan prestasi, memadukan belajar didalam dan diluar tempat kerja, penggunaan bahan-bahan, pengakuan terhadap pelajaran terdahulu (RPL).

Faktor Pendukung CBT
Ada tujuh faktor pendukung pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yaitu; (1) tersedianya standar kompetensi dalam bentuk SKKNI dan SLMA untuk semua kompetensi yang diajarkan, (2) dilaksanakannya pelatihan pemahaman mengenai pelatihan berbasis kompetensi dan pengujian berbasis kompetensi bagi pengajar adaptif, normatif dan produktif program keahlian usaha jasa pariwisata, (3) tersedianya assessor baik internal maupun eksternal, (4) pemahaman peserta didik mengenai pelatihan berbasis kompetensi, (5) dukungan orang tua siswa bagi peserta didik, (6) hubungan yang terjalin dengan pihak industri, (7) tersedianya fasilitas pendukung untuk praktik kompetensi program usaha jasa pariwisata (MTTP, 2005:9).

Faktor Penghambat CBT
Ada tujuh faktor penghambat pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yaitu; (1) pemahaman stakeholder, (2) perubahan kebijakan nasional dan lokal, (3) perbedaan presepsi dalam implementasi, (4) perkembangan industri yang sulit diikuti oleh sekolah, (5) keterbatasan kemampuan pengajar/instruktur, (6) keterbatasan dukungan peralatan, (7) biaya pemeliharaan dan penggantian peralatan yang cukup mahal (MTTP, 2005:9)
Implementasi Pelatihan Berbasis Kompetensi

Faktor Pendukung
a. Standar kompetensi
b. Pelatihan pemahaman Pelatihan Berbasis Kompetensi/Penilaian Berbasis Kompetensi
c. Tersedianya Assessor
d. Pemahaman Peserta Didik
e. Dukungan Orang Tua
f. Hubungan yang terjalin dengan pihak industri
g. Fasilitas Pendukung Praktik
Faktor Penghambat
a. Pemahaman stakeholder
b. Perubahan kebijakan nasional dan lokal
c. Perbedaan presepsi
d. Perkembangan industri
e. Kemampuan pengajar/instruktur
f. Keterbatasan dukungan peralatan
g. Biaya pemeliharaan dan penggantian peralatan yang cukup mahal

Komponen Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi :
1. Standar Kompetensi
2. Penilaian
3. Strategi dan Materi Pembelajaran


METODOLOGI PENELITIAN

Metode dan Unit Analisis Penelitian
Penelitian merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja yang diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari gejala-gejala atau fenomena baru. (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:18). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. (Suharsimi Arikunto, 2005:234). Berdasarkan hal tersebut metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang akan mengungkapkan gambaran implementasi pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata SMK Negeri 4 Makassar yang telah dilakukan sejak tahun 2001, pemenuhan komponen dasar pelatihan berbasis kompetensi disertai faktor pendukung dan penghambatnya.
Unit analisis adalah unit yang diteliti dan akan dijelaskan serta merupakan obyek penelitian yang dapat berupa individu, perorangan, kelompok, organisasi, masyarakat, hasil karya manusia, instansi dan sebagainya (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:73).
Berkaitan dengan hal tersebut, unit analisis penelitian ini adalah program keahlian usaha jasa pariwisata SMK Negeri 4 Makassar dengan siswa dan gurunya.

Variabel dan Pengukurannya
Komponen Pokok Pelatihan Berbasis Kompetensi
Standar Kompetensi
· Pemahaman
· Manfaat
· Ketersediaan
· Pengembang
· Susunan
· Penggunaan

Penilaian
· Bukti
· Tujuan
· Pelaksanaan
· Penyusunan kriteria dan perangkat
· Verifikasi
· Rekomendasi
· Sertifikasi

Strategi dan Materi Pembelajaran
· Akses masuk dan keluar
· Kemajuan yang diraih oleh peserta pelatihan
· Kepegawaian
· Catatan-catatan prestasi
· Memadukan belajar didalam dan diluar tempat kerja
· Penggunaan bahan-bahan
· Pengakuan terhadap pelajaran terdahulu (RPL)

Faktor Pendukung
· Standar kompetensi
· Pelatihan pemahaman Pelatihan Berbasis Kompetensi/Penilaian Berbasis Kompetensi
· Tersedianya Assessor
· Pemahaman Peserta Didik
· Dukungan Orang Tua
· Hubungan yang terjalin dengan pihak industri
· Fasilitas Pendukung Praktik

Faktor Penghambat
· Pemahaman stakeholder
· Perubahan kebijakan nasional dan lokal
· Perbedaan presepsi
· Perkembangan industri
· Kemampuan pengajar/instruktur
· Keterbatasan dukungan peralatan
· Biaya pemeliharaan dan penggantian peralatan yang cukup mahal

Prosedur Penarikan Contoh (sampling)
Unit analisis merupakan satu faktor yang dipertimbangkan oleh peneliti dalam menentukan besarnya sampel disamping pendekatan, ciri-ciri khusus yang ada pada populasi dan keterbatasan yang ada pada peneliti (Suharsimi Arikunto, 2005:99). Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini menggunakan populasi yang terlibat dalam implementasi pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata SMK Negeri 4 Makassar. Responden dan sumber datanya adalah siswa dan guru usaha perjalanan wisata, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Dikarenakan jumlah siswa usaha perjalanan wisata terdiri dari 3 (tiga) kelas yang berbeda dan jumlahnya cukup besar maka penentuan responden dari siswa dilaksanakan dengan melakukan penarikan sampel siswa. Sampel dari siswa diambil wakil-wakil dari tiap-tiap kelompok siswa kelas 1,2 dan 3 yang mengikuti program usaha jasa pariwisata pada SMK Negeri 4 Makassar. Sampel ditentukan dengan mempergunakan formula Slovin (Slovin dalam Umar, 2000:176). Berdasarkan formula perhitungan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini dari kelompok siswa adalah 72 (tujuh puluh dua) siswa program studi usaha perjalanan wisata. Jumlah keseluruhan responden dari penelitian ini adalah 86 orang, yaitu 10 orang guru, 72 orang siswa, 1 orang kepala sekolah dan 3 orang wakil kepala sekolah.

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini mempergunakan teknik: (1) angket, yaitu membagikan angket/kuesioner kepada responden, (2) wawancara, yakni melakukan tanya jawab secara langsung kepada siswa dan guru usaha perjalanan wisata, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, (3) dokumentasi, yaitu mencatat data-data sekunder yang dianggap relevan dengan permasalahan, baik berupa ketersediaan standar kompetensi, pola pengujian, strategi dan materi pembelajaran serta laporan mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi pelatihan berbasis kompetensi, dan (4) observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung dan interaksi terhadap pelaksanaan implementasi pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata SMK Negeri 4 Makassar.
Agar reliabilitas dan validitas data dapat dipertanggungjawabkan, maka dalam penelitian ini dipergunakan instrumen penelitian sebagai berikut: (1) kuesioner dipergunakan untuk menghimpun data responden tentang implementasi pelatihan berbasis kompetensi, (2) pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematik untuk dijawab oleh responden kaitannya dengan implementasi pelatihan berbasis kompetensi, dan (3) daftar cocok (checklist), berupa daftar pengamatan untuk menilai implementasi pelatihan berbasis kompetensi pada program keahlian usaha jasa pariwisata SMK Negeri 4 Makassar.

Metode Analisis Data
Kegiatan analisis data dari seluruh responden dilakukan dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji permasalahan yang telah diajukan. Data yang terkumpul tersebut diolah secara deskriptif melalui analisa deskriptif kualitatif. Untuk mempermudah pengolahan datanya, digunakan alat bantu penghitungan komputer yaitu dengan menggunakan program SPSS versi 13.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai pada bulan Agustus s.d. September 2007 pada program keahlian usaha jasa pariwisata SMK Negeri 4 Makassar.

DAFTAR PUSTAKA
Australian National Training Authority (ANTA). 2000. Conducting Assessment. Victoria: Mercury Printeam.
Badan Nasional Stertifikasi Profesi (BNSP). 2006a, Assessor Training, Jakarta: Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Depdiknas. 2003a. Pengembangan Standar Kompetensi, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Harris. 2004. Memahami Pelatihan Di Tempat Kerja, Lihat: Getting To Grips With. The National Centre for Vocational Education Research Ltd, Australia. Kensington Park, Leabrook SA 5068 Australia. Jakarta: Proyek Kerja sama Departemen Pendidikan Nasional.
Kusmayadi dan Sugiarto. 2000. Metodologi Penelitian dalam bidang Kepariwisataaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Makassar Tourism Training Project. 2005. Laporan Kegiatan 2005. Makassar: SMK Negeri 4 Makassar.
Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Thomson. 2004. Memahami Pengambangan Standar Kompetensi. Lihat: Getting To Grips With. The National Centre for Vocational Education Research Ltd, Australia. Kensington Park, Leabrook SA 5068 Australia. Jakarta: Proyek Kerja sama Departemen Pendidikan Nasional.
Umar. 2000. Metoda Statitisk. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[1] Rancangan Judul Penelitian
[2] Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, Program Studi Usaha Perjalanan Wisata
[3] Dosen Pembimbing

No comments: